Selasa, 06 April 2010

Ingatlah Selalu Dosa Kita & Lupakanlah Kebaikan Kita


Seorang Doktor pernah menyatakan dalam salah satu kajian tasawuf yang disampaikannya di Masjid Agung Sunda Kelapa-Jakarta pada hari Rabu 16 Desember 2009. Begini yang disampaikannya itu: Sesungguhnya amal-amal perbuatan dosa maksiat itu nanti akan ditenggelamkan dan dihapuskan oleh perbuatan-perbuatan kebajikan. Ungkapan ini dikutipnya dari Al-Qur’an Surah Huud ayat 114.

Kalau di masa muda catatan dosa kita padat, maka pada usia menjelang tua kita tenggelamkan semua itu, kita hapuskan dengan amal kebajikan. Itulah yang dinamakan sebagai husnul khatimah. Jadi, husnul khatimah itu bukanlah secara leterlek diartikan bahwa nanti pada akhir hayat kita harus bisa membaca syahadat, melainkan sesungguhnya husnul khatimah yaitu ketika pada masa tua kita gunakan untuk menghapus dosa dengan cara berbuat kebajikan.

Siapapun yang tidak memeriksa dirinya sendiri, kekallah penyesalannya, dan banyak perhatiannya di padang mahsyar pada hari kiamat.

Insya Allah kalau kita selalu mengingat dosa-dosa masa lampau, maka perbuatan kita akan terkendali. Yang perlu dilupakan adalah amal kebajikan masa lampau kita. Karena kalau kita ingat-ingat kebajikan kita di masa lampau, maka itu nantinya bisa berubah memancing kita untuk riya’. Riya’ itu menghapuskan kebajikan, seperti halnya kayu bakar yang dibakar oleh api, yaitu hangus dan tidak ada bekasnya seditikitpun.


Jadi, lupakanlah kebajikan kita, dan ingatlah keburukan kita di masa lampau. Keburukan mengingatkan kita untuk senantiasa dekat dengan Allah. Sedangkan jika kebajikan kita yang selalu diingat, maka seolah-olah kita tak pernah mau mengingat dosa kita. Orang yang seperti inilah nantinya akan menjadi angkuh pembawaannya, sehingga orang itu pun kurang bertaubat. Menurut pikirnya, mungkin ia tak perlu bertaubat, karena amalnya sudah banyak. Padahal tak ada artinya amal itu. Jangan-jangan di dalam hati kita itu sudah direduksi dengan ketidakikhlasan. Perbuatan yang tidak ikhlas kadang-kadang disengaja, kadang-kadang tidak disengaja.

Keburukan masa lampau itu boleh diingat, tapi dengan catatan bahwa jangan sampai dosa masa lalu tersebut membebani kita. Kalau kita dibebani oleh perbuatan masa lampau, maka seolah-olah kita tidak percaya diri dan kadang-kadang cenderung menjadi nekat. Akhir-akhir mungkin kita sering mendengar orang yang bunuh diri. Entah yang seperti ini fenomena apa. Bunuh diri bisa terjadi mungkin karena orangnya selalu mengingat dosa masa lampaunya yang itu kemudian membebani dirinya. Dengan demikian dia kemudian menjadi tidak percaya diri menjalani kehidupannya. Karena tidak percaya diri menjalani kehidupan ini, maka dia pun nekat membunuh dirinya sendiri agar ia tidak selalu dibebani oleh dosa masa lampaunya. [Hanafi Mohan, Ciputat, Sabtu 9 Januari 2009]

Sumber gambar:
1. http://syamilamarlan.blogspot.com/

2. http://curhati.wordpress.com/

Tulisan ini dimuat di: http://thenafi.wordpress.com/



0 komentar:

Posting Komentar