Mau nikah ? ntar dulu, siapa calonnya ? cantik gak ? gantengnya seperti siapa ? udah kerja
belum ? anaknya orang kaya ya ? tinggi badannya setara gak ? bodinya gimana ? umurnya sudah
tua ya ? sudah sarjana ?
Cobalah kita fikir dan renungkan firman Allah berikut ini :
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan.
JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KURNIA-NYA. Dan Allah Maha luas
(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah
menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya.” (An-Nuur
24:32-33)
Ingat Sahabat, Nikah dan menikahkan bukan urusan personal belaka tetapi merupakan kewajiban
sosial, ketika kita melihat anak kita, saudara kita, orang-orang disekitar kita sudah
waktunya menikah tetapi masih ragu bahkan takut menikah atau kesulitan mencari jodohnya,
maka kewajiban kita membantu memudahkannya sesuai kemampuan kita.
Namanya Aini. begitu saya biasa memanggilnya. Salah satu "adik" terbaik yang pernah saya
miliki, yang pernah saya temui dan alhamdulillah Allah pertemukan saya dengannya.
Seharusnya 20 Nopember nanti genap ia menginjak usia 37 tahun. Beberapa tahun bersamanya,
banyak contoh yang bisa saya ambil darinya. Kedewasaan sikap, keshabaran, keistiqomahan, dan
pengabdian yang luar biasa dalam meretas jalan dakwah . Seorang Penggerak dakwah yang
tangguh dan tak pernah menyerah. Sosok yang tidak pernah mengeluh, tidak pernah putus asa
dan memiliki prasangka baik yang teramat tinggi kepada Allah. Dan dia adalah salah satu
amanah saya terberat, ketika memang harusnya ia sudah memasuki sebuah jenjang pernikahan.
Ketika beberapa gadis lain yang lebih muda usianya melenggang dengan mudahnya menuju jenjang
pernikahan, maka Aini ,Allah taqdirkan harus terus meretas kesabaran. Beberapa kali saya
berikhtiar membantunya menemukan pemuda shalih, tetapi ketika sudah memulai setengah
perjalanan proses..Allah pun berkehendak lain. Namun begitu, tidak pernah ada protes yang
keluar dari lisannya, tidak juga ada keluh kesah, atau bahkan mempertanyakan kenapa sang
pemuda begitu " lemahnya " hingga tidak mampu menerjang berbagai penghalang ? Atau ketika
masalah fisik, suku, serta terlebih usia yang selalu menjadi kendala utama seorang pemuda
mengundurkan diri , Aini pun tidak pernah mempertanyakan atau memprotes " kenapa pemuda
sekarang seperti ini ?
Tidak ada gurat sesal, kecewa, atau sedih pada raut muka ataupun tutur katanya. Kepasrahan
dan keyakinan terhadap kehendak Allah begitu indah terlukis dalam dirinya.
Hingga, akhirnya seorang pemuda shalih yang dengan kebaikan akhlak serta ilmunya, datang dan
berkenan untuk menjadikannya seorang pendamping. Tidak ada luapan euphoria kebahagiaan yang
ia tampakkan selain ucapan singkat yang penuh makna "Alhamdulillah..jazakillah saya sudah
membantu...mohon doa agar diridhai Allah "
Alhamdulillah , Allah mudahkan proses ta’arauf serta khitbah mereka, tanpa ada kendala
apapun seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Padahal pemuda shalih yang Allah pilihkan
tersebut berusia 8 tahun lebih muda dari usianya.
Berkomitmen pada sunnah Rasulullah untuk menyegerakan sebuah pernikahan, maka rencana akad
pun direncanakan 1 bulan kemudian, bertepatan dengan selesainya adik sang pemuda
menyelesaikan studi di negeri Mesir.
Namun , Allah lah Maha Sebaik-baik Pembuat keputusan..
2 minggu menjelang hari pernikahan, sebuah kabar duka pun datang. Usai Aini mengisi sebuah
kajian , motor yang dikendarainya terserempet sebuah mobil, dan menabrak kontainer
didepannya. Aini shalihah pun harus meregang nyawa di ruang ICU. 2 hari setelah peristiwa
itu, Rumah sakit yang menanganinya pun menyatakan menyerah. Tidak sanggup berbuat banyak
karena kondisinya yang begitu parah.
Hanya iringan dzikir disela-sela isak tangis kami yang berada disana. Semua keluarga Aini
juga sang pemuda pun sudah berkumpul. Mencoba menata hati bersama untuk pasrah dan bersiap
menerima apapun ketentuanNya. Kami hanya terus berdoa agar Allah berikan yang terbaik dan
terindah untuknya. Hingga sesaat, Allah mengijinkan Aini tersadar dan menggerakkan
jemarinya. Ya Rabb...sebait harapan pun kembali kami rajut agar Allah berkenan memberikan
kesembuhan, walau harapan itu terus menipis seiring kondisinya yang semakin melemah. Hingga
kemudian sang pemuda pun mengajukan sebuah permintaan kepada keluarga Aini.
" Ijinkan saya untuk membantunya menggenapkan setengah Agamanya ini. Jika Allah berkehendak
memanggilnya, maka ia datang menghadap Allah dalam keadaan sudah melaksanakan sunnah
Rasulullah..."
Permintaan yang membuat kami semua tertegun. Yakinkah dia dengan keputusannya ?
Dalam kedaaan demikian , akhirnya 2 keluarga besar itupun sepakat memenuhi permintaan sang
pemuda.
Sang bunda pun membisikkan rencana tersebut di telinga Aini. Dan baru kali itulah saya
melihat aliran airmata mengalir dari sepasang mata jernihnya.
Tepat pukul 16.00, dihadiri seorang penghulu,orangtua dari 2 pihak, serta beberapa sahabat
dan dokter serta perawat...pernikahan yang penuh tangis duka itupun dilaksanakan. Tidak
seperti pernikahan lazimnya yang diiringi tangis kebahagiaan, maka pernikahan tersebut penuh
dengan rasa yang sangat sulit terlukiskan. Khidmat, sepi namun penuh isakan tangis
kesedihan.
Tepat setelah ijab kabul terucap...sang pemuda pun mencium kening Aini serta membacakan doa
diatas kain perban putih yang sudah berganti warna menjadi merah penuh darah yang menutupi
hampir seluruh kepala Aini. Lirih, kami pun masih mendengar Aini berucap, " Tolong Ikhlaskan
saya....."
Hanya 5 menit. Ya..hanya 5 menit setelah ijab kabul itu. Tangisanpun memecah ruangan yang
tadinya senyap menahan sesak dan airmata. Akhirnya Allah menjemputnya dalam keadaan tenang
dan senyum indah.
Sang Pemuda telah menjemput seorang bidadari... sebuah karunia indah dan janji yang telah
Allah berikan padanya...
Dan sang pemuda pun melepas dengan penuh sukacita dengan iringan tetes airmata yang tidak
kuasa ditahannya...
" ..SAYA TELAH MENIKAHI SEORANG BIDADARI.. NIKMAT MANA LAGI YANG HARUS SAYA DUSTAKAN..."
Begitulah sang pemuda shalih mengutip ayat Ar RahmanNya...
Ya Rabb..Engkau sebaik-baik pembuat skenario kehidupan hambaMu..Maka jadikanlah kami
senantiasa dapat memngambil hikmah dari setiap episode kehidupan yang Engkau berikan...
Selamat jalan adikku sayang ...engkau memang bidadari surga yang Allah tidak berkenan
seorang pemuda pun didunia ini yang bisa mendampingi kehidupanmu kecuali para pemuda shalih
yang berkhidmat di jalan dakwah dengan ikhlas, tawadhu dan siap berjihad dijalanNya dan
kelak menutup mata sebagai seorang syuhada...."
Selamat jalan Aini..semoga Allah memberimu tempat terindah di surgaNya....Semoga Allah
kumpulkan kita kelak didalam surgaNya...amiin)
Wasiat Rasulullah Saw. kepada calon istri dan keluarganya:
“Apabila datang kepada kalian seorang peminang yang kalian senangi agamanya dan akhlaknya
maka cepat-cepatlah dikawinkan. Kalau kalian tidak melakukannya maka akan timbul fitnah di
muka bumi dan kerusakan yang besar.”
"Seorang wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya,
dan agamanya. Maka pilihlah wanita yang mempunyai agama, niscaya kamu beruntung." [HR.
Bukhari dan Muslim].
"Dapatkan wanita yang beragama, (jika tidak) niscaya engkau merugi." [HR. Bukhari dan
Muslim].
"Janganlah kalian mengawini wanita karena kecantikannya, mungkin kecantikannya itu banyak
mencelakakan. Dan janganlah kamu kawini wanita karena hartanya, mungkin hartanya itu bisa
menyombongkannya. Akan tetapi, kawinilah mereka karena agamanya, sesungguhnya hamba sahaya
yang hitam warna kulitnya tapi beragama itu lebih utama." [HR. Ibnu Majjah, Al-Bazzar, dan
Baihaki].
“Hati-hatilah dari wanita cantik yang dilahirkan dari keluarga yang buruk.”
“Sebaik-baik wanita adalah apabila engkau melihatnya, dia menggembirakan. Apabila engkau
perintah dia mentaatimu, dan ia senantiasa memelihara dirinya dan hartamu di belakangmu.”
[HR. at-Tabroni dari Abdullah bin Salam].
“Hendaknya tiap-tiap orang berusaha memiliki hati yang bersyukur dan lidah yang berdzikir
dan memiliki istri yang membantu dan mendorong dalam masalah akhirat.” [Ar-Rokhawi dari
hadits Abu Hurayrah].
"Dunia semuanya adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita sholehah."
[HR. Muslim].
TERNYATA SALAH SATU KUNCI SUKSES ADALAH PUNYA ISTRI SHALIHAH.
Sahabat, tidak ada satu manusiapun yang sempurna fisik dan akhlaqnya di dunia ini, dan tidak
ada satu manusiapun yang bisa berbuat sesuai dengan kehendak kita, pasti ada perbedaan,
pasti ada akan perselisihan, pasti akan ada pertengkaran, semua itu adalah proses ujian
untuk kita semua, sebagai tolok ukur sejauhmana keimanan dan kesabaran kita, OK YUK KITA
SEGERA MENIKAH dan MENIKAHKAN, hilangkan segala kekhawatiran karena Allahlah yang
menjaminnya.
http://www.rumah-yatim-indonesia.org/