Rabu, 31 Maret 2010

Bidadari Syurga

Dalam suatu kisah yang dipaparkan Al Yafi’i dari Syeikh Abdul Wahid bin Zahid, dikatakan: Suatu hari ketika kami sedang bersiap-siap hendak berangkat perang, aku meminta beberapa teman untuk membaca sebuah ayat. Salah seorang lelaki tampil sambil membaca ayat Surah At Taubah ayat 111, yang artinya sebagai berikut :

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan sorga untuk mereka"


Selesai ayat itu dibaca, seorang anak muda yang berusia 15 tahun atau lebih bangkit dari tempat duduknya. Ia mendapat harta warisan cukup besar dari ayahnya yang telah meninggal. Ia berkata:"Wahai Abdul Wahid, benarkah Allah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan sorga untuk mereka?" "Ya, benar, anak muda" kata Abdul Wahid. Anak muda itu melanjutkan:"Kalau begitu saksikanlah, bahwa diriku dan hartaku mulai sekarang aku jual dengan sorga."


Anak muda itu kemudian mengeluarkan semua hartanya untuk disedekahkan bagi perjuangan. Hanya kuda dan pedangnya saja yang tidak. Sampai tiba waktu pemberangkatan pasukan, ternyata pemuda itu datang lebih awal. Dialah orang yang pertama kali kulihat. Dalam perjalanan ke medan perang pemuda itu kuperhatikan siang berpuasa dan malamnya dia bangun untuk beribadah. Dia rajin mengurus unta-unta dan kuda tunggangan pasukan serta sering menjaga kami bila sedang tidur.


Sewaktu sampai di daerah Romawi dan kami sedang mengatur siasat pertempuran, tiba-tiba dia maju ke depan medan dan berteriak:"Hai, aku ingin segera bertemu dengan Ainul Mardhiyah . ." Kami menduga dia mulai ragu dan pikirannya kacau, kudekati dan kutanyakan siapakah Ainul Mardiyah itu. Ia menjawab: "Tadi sewaktu aku sedang kantuk, selintas aku bermimpi. Seseorang datang kepadaku seraya berkata: "Pergilah kepada Ainul Mardiyah." Ia juga mengajakku memasuki taman yang di bawahnya terdapat sungai dengan air yang jernih dan dipinggirnya nampak para bidadari duduk berhias dengan mengenakan perhiasan-perhiasan yang indah. Manakala melihat kedatanganku , mereka bergembira seraya berkata: "Inilah suami Ainul Mardhiyah . . . . ."

"Assalamu’alaikum" kataku bersalam kepada mereka. "Adakah di antara kalian yang bernama Ainul Mardhiyah?" Mereka menjawab salamku dan berkata: "Tidak, kami ini adalah pembantunya. Teruskanlah langkahmu" Beberapa kali aku sampai pada taman-taman yang lebih indah dengan bidadari yang lebih cantik, tapi jawaban mereka sama, mereka adalah pembantunya dan menyuruh aku meneruskan langkah.


Akhirnya aku sampai pada kemah yang terbuat dari mutiara berwarna putih. Di pintu kemah terdapat seorang bidadari yang sewaktu melihat kehadiranku dia nampak sangat gembira dan memanggil-manggil yang ada di dalam: "Hai Ainul Mardhiyah, ini suamimu datang . ..."


Ketika aku dipersilahkan masuk kulihat bidadari yang sangat cantik duduk di atas sofa emas yang ditaburi permata dan yaqut. Waktu aku mendekat dia berkata: "Bersabarlah, kamu belum diijinkan lebih dekat kepadaku, karena ruh kehidupan dunia masih ada dalam dirimu." Anak muda melanjutkan kisah mimpinya: "Lalu aku terbangun, wahai Abdul Hamid. Aku tidak sabar lagi menanti terlalu lama".


Belum lagi percakapan kami selesai, tiba-tiba sekelompok pasukan musuh terdiri sembilan orang menyerbu kami. Pemuda itu segera bangkit dan melabrak mereka. Selesai pertempuran aku mencoba meneliti, kulihat anak muda itu penuh luka ditubuhnya dan berlumuran darah. Ia nampak tersenyum gembira, senyum penuh kebahagiaan, hingga ruhnya berpisah dari badannya untuk meninggalkan dunia. ( Irsyadul Ibad ).

Artikel ini disalin dari WWW.NURULMUSTHOFA.ORG



Khutbah Terakhir Nabi Muhammad SAW

Khotbah Nabi Muhammad SAW untuk yang terakhir kalinya disampaikan pada 9 Zulhijjah Tahun10 Hijriah di lembah Uranah, Gunung Arafah. Hingga saat ini pada tanggal 9 Zulhijah menandai telah dimulainya ibadah haji, yakni menjalankan rangkaian ritus paling penting dari ibadah haji sebagai peristiwa ziarah terbesar dalam sejarah agama-agama.

Mereka mengenakan pakaian ihram, bergerak dari Mekkah untuk wukuf (berdiam) di Padang Arafah, timur Mekkah, hingga terbit matahari pada 9 Zulhijah. Dari Arafah, mereka kembali ke Mekkah dengan menyinggahi Masy’ar/Muzdalifah (sepanjang malam), bergerak ke dan tinggal di Mina mulai fajar pada 10 Zulhijah (hari raya Kurban), 11, dan 12 Zulhijah.

Nabi Muhammad SAW pernah menegaskan, al-hajju ’Arafah, maksudnya haji adalah berkumpul di Padang Arafah. Semua ras manusia ada di sini, tanpa perbedaan. Ini mencerminkan pandangan Islam yang kuat mengenai egalitarianisme bahwa di mata Tuhan, manusia sama dan sederajat, yang membedakan hanya takwa dan amal saleh, yaitu kerja kemanusiaan yang dilakukan sepanjang hidupnya.

Kenangan yang selalu diingat saat di Arafah adalah Khotbah Terakhir (khutbat-u ‘l-wada’) Nabi, yang menegaskan mengenai prinsip hak asasi manusia (HAM). Saat itu, Nabi sudah mulai sakit-sakitan, yang menyebabkan beliau kemudian wafat. Maka, khotbah Nabi disebut “Khotbah Terakhir”. Nabi mengingatkan, “Wahai manusia, ingatlah Allah! Ingatlah Allah berkenaan dengan agamamu dan amanat-amanatmu. Ingatlah Allah berkenaan dengan orang yang kamu kuasai dengan tanganmu.”

Berikut petikan khotbah terakhir Rasulullah SAW:

Wahai manusia, dengarkanlah baik-baik apa yang hendak Ku katakan. Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kalian setelah tahun ini. Oleh karena itu dengarlah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikanlah kepada orang-orang yang tidak dapat hadir di sini pada hari ini.

Wahai manusia, sebagaimana engkau menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci, maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci. Kembalikan harta yang diamanatkan kepadamu kepada pemiliknya yang berhak. Janganlah engkau sakiti siapapun agar orang lain tidak menyakitimu. Ingatlah bahwa sesungguhnya engkau akan menemui Tuhan-mu dan Dia pasti membuat perhitungan atas segala amalan kalian. Allah telah mengharamkan riba, oleh sebab itu segala urusan yang melibatkan riba tinggalkan mulai sekarang.

Waspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agamamu. Dia telah putus asa untuk menyesatkan kalian dalam dosa besar, maka berjaga-jagalah supaya kalian tidak mengikutinya dalam dosa kecil.

Wahai manusia, sebagaimana kalian menpunyai hak atas isteri kalian, mereka juga mempunyai hak di atas kalian. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka keatas kalian maka mereka juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam suasana kasih sayang. Layanilah wanita-wanita kalian dengan baik dan berlemah lembutlah terhadap mereka karena sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kalian yang setia. Dan hak kalian atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kalian tidak sukai ke dalam rumah kalian dan dilarang melakukan zina.

Wahai manusia, dengarkanlah dengan sungguh-sungguh kata-kataku ini, sembahlah Allah, dirikanlah sholat lima kali sehari, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan tunaikanlah zakat dari harta kekayaan kalian, kerjakanlah ‘ibadah Haji’ sekiranya kamu mampu. Ketahuilah bahwa setiap Muslim adalah saudara atas Muslim yang lainnya. Kalian semua adalah sama; tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainya kecuali dalam Taqwa dan beramal soleh.

Ingatlah, bahwa kalian akan menghadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggung- jawabkan di atas segala apa yang telah kalian kerjakan. Oleh karena itu waspadalah agar jangan sekali-kali kalian keluar dari landasan kebenaran setelah ketiadaanku.

Wahai manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang setelahku dan tidak akan lahir agama baru. Oleh karena itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kalian. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, yang sekiranya kalian berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, niscaya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Al Quran dan Sunnahku.

Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku. Saksikanlah ya ALLAH, bahwa telah aku sampaikan risalah Mu kepada hamba-hamba Mu. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.



Bercandanya Nabi Muhammad SAW

Pada suatu saat, ketika Ali bin Abi Thalib masih kanak-kanak, pernah makan kurma bersama-sama Rasulullah. Setiap kali mereka makan sebuah kurma, biji-biji sisanya mereka sisihkan di tempatnya masing-masing.

Beberapa saat kemudian, Ali menyadari bahwa dia memakan terlalu banyak kurma. Biji-biji kurma sisa mereka menumpuk lebih banyak di sisi Ali dibandingkan di sisi Rasulullah. Maka Ali pun secara diam-diam memindahkan biji-biji kurma tersebut ke sisi Rasulullah.

Ali pun berkata, “Wahai Nabi, engkau memakan kurma lebih banyak daripada aku. Lihatlah biji-biji kurma yang menumpuk di tempatmu.” Nabi pun tertawa dan menjawab, “Ali, kamulah yang memakan lebih banyak kurma. Aku memakan kurma dan masih menyisakan biji-bijinya. Sedangkan engkau, memakan kurma berikut biji-bijinya.”

(disarikan dari Sirah Nabi).




Bocah Merokok dan Bicara Cabul

Ketua RT dan RW Harus Segera Selamatkan SW
Ken Yunita - detikNews

Jakarta - SW, bocah yang tampil di video Youtube sedang merokok dan berkata jorok harus diselamatkan. Ketua RT dan RW tempat balita itu tinggal diharapkan segera bertindak.

"Ketua RT atau RW setempat harus segera melakukan upaya kongkrit untuk menyelamatkan dia," kata Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi saat berbincang dengan detikcom, Rabu (31/3/2010).

Kak Seto mengatakan, SW sudah mengalami tiga kekerasan sekaligus. Ketua RT dan RW setempat, kata Kak Seto, juga harus mengajak bicara orang tua SW secara baik-baik.

"Jangan sampai dia terus menerus menjadi tontonan orang di sekitarnya. Ini harus dihentikan," katanya.

Jika diperlukan, Ketua RT dan RW setempat dapat meminta bantuan polisi untuk menyelamatkan SW. "Ya kalau perlu, minta bantuan polisi saja dulu," kata Kak Seto.

Video yang memperlihatkan SW sedang merokok dan berbicara kotor muncul di Youtube dengan judul 'Anak Kecil Berbicara Kotor Dan Merokok! Dari Surabaya!'. Di dalam video berdurasi 3.29 detik itu, SW tampak memjawab pertanyaan sejumlah orang dewasa yang merekamnya.

SW tampak sangat terbiasa merokok. Buktinya, balita itu bisa mengeluarkan asap rokok dengan bentuk menyerupai cincin. SW juga sangat lugas menyebut alat kelamin perempuan dan laki-laki. Sementara sejumlah orang dewasa di sekitarnya tertawa terbahak-bahak. (ken/fay)

Lihat Videonya Aja...

Selasa, 30 Maret 2010

Kronologi Lengkap Penangkapan Gayus di Singapura

Reza Yunanto - detikNews
Jakarta - Gayus Tambunan akhirnya menyerahkan diri di Singapura, Selasa malam 30 Maret 2010. Gayus bersedia pulang ke Indonesia setelah dibujuk dalam diskusi panjang sambil makan malam di Asian Food Mall, Lucky Plaza, Orchard Road.

Berikut kronologis lengkap Penangkapan Gayus yang disampaikan sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana dalam surat elektorniknya, Rabu (31/3/2010).

Kronologis Penjemputan Gayus Tambunan Tim Satgas PMH dan Mabes Polri (Kabareskrim) Selasa, 30 Maret 2010.

10:00 Satgas Pemberantasan Mafia Hukum berkoordinasi dengan Kabareskrim Komjen (Pol) Ito Sumardi untuk menjajaki kemungkinan bekerjasama untuk melakukan penjemputan Gayus Tambunan di Singapura. Diputuskan Tim Satgas berangkat hari itu juga ke Singapura.

16:40 Anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, Mas Achmad Santosa (MAS) dan Denny Indrayana (DI), berangkat dari Bandara Soekarno Hatta-Jakarta menuju Bandara Changi Singapura.

19:15 (Waktu Singapore) Tim Satgas mendarat di Changi dan langsung berkoordinasi dengan Kabareskrim yang sudah lebih dahulu berada di Singapura.

20:30 Tim Satgas yang berencana makan malam di Asian Food Mall, Lucky Plaza, Orchard Road secara kebetulan bertemu dengan Gayus Tambunan yang juga sedang membeli makan malam. Tim Satgas langsung menghubungi Kabareskrim melalui telepon untuk memberitahukan keberadaan dan pertemuan dengan Gayus.

20:30--22:30 Tim Satgas berbicara selama 2 (dua) jam dengan Gayus untuk membujuk dan meyakinkannya agar kooperatif kembali ke tanah air menghadapi proses hukum. Melalui dialog yang cukup panjang, Gayus dapat diyakinkan bahwa pilihan kembali ke tanah air adalah pilihan terbaik dibandingkan harus terus-menerus bersembunyi di Singapura.

22:30 Tim Satgas (DI dan MAS) bersama Kombes Pol. M. Iriawan mengantarkan Gayus kembali ke Hotel Mandarin Meritus (Kamar 2105) untuk berunding dengan istrinya yang menyertainya di Singapura.

23:30 Tim Satgas beserta Kombes M Iriawan mempertemukan Gayus dengan Kabareskrim, Staf Konjen RI di Singapura serta pejabat kepolisian Singapura untuk mempersiapkan dokumen imigrasi agar yang bersangkutan dapat kembali ke tanah air. persiapan dokumen imigrasi tersebut perlu dilakukan, karena paspor yang digunakan Gayus telah dicabut.

Pada pertemuan ini, Kabareskrim dan tim kembali meyakinkan Gayus untuk kembali ke tanah air menghadapi proses hukum.
(Rez/her)



Minggu, 28 Maret 2010

37 pangkat/ Maqom Awlia


Berikut di bawah ini Pangkat/ Maqom nya para Aulia Alloh yang diambil dari kitab Jami'u Karomatil Aulia:

1.Qutub Atau Ghauts ( 1 abad 1 Orang )
2. Aimmah ( 1 Abad 2 orang )
3. Autad ( 1 Abad 4 Orang di 4 penjuru Mata Angin )
4. Abdal ( 1 Abad 7 Orang tidak akan bertambah & berkurang Apabila ada wali Abdal yg Wafat Alloh menggantikannya dengan mengangkat Wali abdal Yg Lain ( Abdal=Pengganti ) Wali Abdal juga ada yang Waliyahnya ( Wanita )
5. Nuqoba’ ( Naqib ) ( 1 Abad 12 orang Di Wakilkan Alloh Masing2 pada tiap2 Bulan)
6. Nujaba’ ( 1 Abad 8 Orang )

7. Hawariyyun ( 1 Abad 1 Orang ) Wali Hawariyyun di beri kelebihan Oleh Alloh dalam hal keberanian, Pedang ( Zihad) di dalam menegakkan Agama Islam Di muka bumi.

8. Rojabiyyun ( 1 Abad 40 Orang Yg tidak akan bertambah & Berkurang Apabila ada salah satu Wali Rojabiyyun yg meninggal Alloh kembali mengangkat Wali rojabiyyun yg lainnya, Dan Alloh mengangkatnya menjadi wali Khusus di bulan Rajab dari Awal bulan sampai Akhir Bulan oleh karena itu Namanya Rojabiyyun.

9. Khotam ( penutup Wali )( 1 Alam dunia hanya 1 orang ) Yaitu Nabi Isa A.S ketika diturunkan kembali ke dunia Alloh Angkat menjadi Wali Khotam ( Penutup ).

10. Qolbu Adam A.S ( 1 Abad 300 orang )
11. Qolbu Nuh A.S ( 1 Abad 40 Orang )
12. Qolbu Ibrohim A.S ( 1 Abad 7 Orang )
13. Qolbu Jibril A.S ( 1 Abad 5 Orang )

14. Qolbu Mikail A.S ( 1 Abad 3 Orang tidak kurang dan tidak lebih Alloh selau mengangkat wali lainnya Apabila ada salah satu Dari Wali qolbu Mikail Yg Wafat )

15.Qolbu Isrofil A.S ( 1 Abad 1 Orang )
16. Rizalul ‘Alamul Anfas ( 1 Abad 313 Orang )

17. Rizalul Ghoib ( 1 Abad 10 orang tidak bertambah dan berkurang tiap2 Wali Rizalul Ghoib ada yg Wafat seketika juga Alloh mengangkat Wali Rizalul Ghoib Yg lain, Wali Rizalul Ghoib merupakan Wali yang di sembunyikan oleh Alloh dari penglihatannya Makhluq2 Bumi dan Langit tiap2 wali Rizalul Ghoib tidak dapat mengetahui Wali Rizalul Ghoib yang lainnya, Dan ada juga Wali dengan pangkat Rijalul Ghoib dari golongan Jin Mu’min, Semua Wali Rizalul Ghoib tidak mengambil sesuatupun dari Rizqi Alam nyata ini tetapi mereka mengambil atau menggunakan Rizqi dari Alam Ghaib.

18. Adz-Dzohirun ( 1 Abad 18 orang )
19. Rizalul Quwwatul Ilahiyyah (1 Abad 8 Orang )
20. Khomsatur Rizal ( 1 Abad 5 orang )
21. Rizalul Hanan ( 1 Abad 15 Orang )
22. Rizalul Haybati Wal Jalal ( 1 Abad 4 Orang )

23. Rizalul Fath ( 1 Abad 24 Orang ) Alloh mewakilkannya di tiap Sa'ah ( Jam ) Wali Rizalul Fath tersebar di seluruh Dunia 2 Orang di Yaman, 6 orang di Negara Barat, 4 orang di negara timur, dan sisanya di semua Jihat ( Arah Mata Angin )

23. Rizalul Ma'arijil 'Ula ( 1 Abad 7 Orang )
24. Rizalut Tahtil Asfal ( 1 Abad 21 orang )

25. Rizalul Imdad ( 1 Abad 3 Orang )
26. Ilahiyyun Ruhamaniyyun ( 1 Abad 3 Orang ) Pangkat ini menyerupai Pangkatnya Wali Abdal
27. Rozulun Wahidun ( 1 Abad 1 Orang )
28. Rozulun Wahidun Markabun Mumtaz ( 1 Abad 1 Orang )

Wali dengan Maqom Rozulun Wahidun Markab ini di lahirkan antara Manusia dan Golongan Ruhanny( Bukan Murni Manusia ), Beliau tidak mengetahui Siapa Ayahnya dari golongan Manusia , Wali dengan Pangkat ini Tubuhnya terdiri dari 2 jenis yg berbeda, Pangkat Wali ini ada juga yang menyebut " Rozulun Barzakh " Ibunya Dari Wali Pangkat ini dari Golongan Ruhanny Air INNALLOHA 'ALA KULLI SAY IN QODIRUN " Sesungguhnya Alloh S.W.T atas segala sesuatu Kuasa.

29. Syakhsun Ghorib ( di dunia hanya ada 1 orang )
30. Saqit Arofrof Ibni Saqitil 'Arsy ( 1 Abad 1 Orang )

31. Rizalul Ghina ( 1 Abad 2 Orang ) sesuai Nama Maqomnya ( Pangkatnya ) Rizalul Ghina " Wali ini Sangat kaya baik kaya Ilmu Agama, Kaya Ma'rifatnya kepada Alloh maupun Kaya Harta yg di jalankan di jalan Alloh, Pangkat Wali ini juga ada Waliahnya ( Wanita ).

31. Syakhsun Wahidun ( 1 Abad 1 Orang )
32. Rizalun Ainit Tahkimi waz Zawaid ( 1 Abad 10 Orang )

33. Budala' ( 1 Abad 12 orang ) Budala' Jama' nya ( Jama' Sigoh Muntahal Jumu') dari Abdal tapi bukan Pangkat Wali Abdal

34. Rizalul Istiyaq ( 1 Abad 5 Orang )

35. Sittata Anfas ( 1 Abad 6 Orang ) salah satu wali dari pangkat ini adalah Putranya Raja Harun Ar-Royid yaitu Syeikh Al-'Alim Al-'Allamah Ahmad As-Sibty

36. Rizalul Ma' ( 1 Abad 124 Orang ) Wali dengan Pangkat Ini beribadahnya di dalam Air di riwayatkan oleh Syeikh Abi Su'ud Ibni Syabil " Pada suatu ketika aku berada di pinggir sungai tikrit di Bagdad dan aku termenung dan terbersit dalam hatiku "Apakah ada hamba2 Alloh yang beribadah di sungai2 atau di Lautan" Belum sampai perkataan hatiku tiba2 dari dalam sungai muncullah seseorang yang berkata "akulah salah satu hamba Alloh yang di tugaskan untuk beribadah di dalam Air", Maka akupun mengucapkan salam padanya lalu Dia pun membalas salam aku tiba2 orang tersebut hilang dari pandanganku.

37. Dakhilul Hizab ( 1 Abad 4 Orang )

Wali dengan Pangkat Dakhilul Hizab sesuai nama Pangkatnya , Wali ini tidak dapat di ketahui Kewaliannya oleh para wali yg lain sekalipun sekelas Qutbil Aqtob Seperti Syeikh Abdul Qodir Jailani, Karena Wali ini ada di dalam Hizab nya Alloh, Namanya tidak tertera di Lauhil Mahfudz sebagai barisan para Aulia, Namun Nur Ilahiyyahnya dapat terlihat oleh para Aulia Seperti di riwayatkan dalam kitab Nitajul Arwah bahwa suatu ketika Syeikh Abdul Qodir Jailani Melaksanakan Towaf di Baitulloh Mekkah Mukarromah tiba2 Syeikh melihat seorang wanita dengan Nur Ilahiyyahnya yang begitu terang benderang sehingga Syeikh Abdul qodir Al-Jailani Mukasyafah ke Lauhil Mahfudz dilihat di lauhil mahfudz nama Wanita ini tidak ada di barisan para Wali2 Alloh, Lalu Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani bermunajat kepada Alloh untuk mengetahui siapa Wanita ini dan apa yang menjadi Amalnya sehingga Nur Ilahiyyahnya terpancar begitu dahsyat , Kemudian Alloh memerintahkan Malaikat Jibril A.S untuk memberitahukan kepada Syeikh bahwa wanita tersebut adalah seorang Waliyyah dengan Maqom/ Pangkat Dakhilul Hizab " Berada di Dalam Hizabnya Alloh ", Kisah ini mengisyaratkan kepada kita semua agar senantiasa Ber Husnudzon ( Berbaik Sangka ) kepada semua Makhluq nya Alloh, Sebetulnya Masih ada lagi Maqom2 Para Aulia yang tidak diketahui oleh kita, Karena Alloh S.W.T menurunkan para Aulia di bumi ini dalam 1 Abad 124000 Orang, yang mempunyai tugasnya Masing2 sesuai Pangkatnya atau Maqomnya.

Sumber" www.ghaib99.blogspot.com

Pentingnya Menuntut Ilmu

Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
“Sesungguhnya yang takut kepada Alloh di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Alloh Maha perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Fathir: 28).
Seringkali kita mengeluh kepada diri kita sendiri, untuk apa sih kita sekolah? untuk apa sih kita belajar? Untuk apa sih kita menuntut ilmu? Tak sedikit di antara kita yang cenderung memiliki sifat malas untuk belajar dan lebih senang bermain. Tahukah kamu apakah hakikat sebenarnya dari menuntut ilmu tersebut? Perhatikan Sabda Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam berikut ini:

“Barangsiapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Alloh akan memberikan padanya jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat benar-benar mengepakkan sayapnya untuk penuntut ilmu karena ridha dengan apa yang ia kerjakan dan seorang ulama itu benar-benar akan dimintakan ampunan oleh apa saja yang ada di langit dan di bumi, hingga ikan-ikan hiu yang berada di dasar air. Keutamaan ulama dibandingkan dengan keutamaan ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan purnama dibandingkan dengan keutamaan seluruh bintang. Ulama adalah pewaris Nabi. Dan sesungguhnya para nabi itu tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham, tapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, niscaya ia telah mengambilnya dengan bagian yang banyak.”

(HR. Imam Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Shahih Al Jami’ (V/302).

Sepintas kita melihat hadits di atas, perhatikanlah kalimat awalnya yaitu “Barangsiapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Alloh akan memberikan padanya jalan menuju surga.” Alloh menjanjikan surga bagi siapa saja yang menempuh perjalanan menuntut ilmu, apapun bentuknya, entah kamu menempuh perjalanan ke sekolah, pesantren, maupun ke masjid untuk mengikuti pengajian maka semuanya itu termasuk dalam rangka menuntut ilmu.
Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari jalan Abu Hurairah rodhiyallohu ‘anhu, Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam menegaskan:

“Barangsiapa menempuh satu jalan untuk menuntut ilmu, maka Alloh akan mempermudah satu jalan baginya menuju surga.”

(HR. Muslim, 4/2074).
Maka setiap jalan apapun yang ditempuh seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan atau memperoleh ilmu adalah termasuk dalam hadits ini. Termasuk bila kalian pergi ke sekolah, pesantren atau masjid untuk mendapatkan ilmu, maka Insya Alloh kalian pun termasuk orang yang dimudahkan jalannya oleh Alloh Ta’ala menuju surga-Nya.
Pelajaran yang bisa diambil.
Dari pembahasan di atas, kita bisa ambil satu pelajaran yang amat sangat berharga yaitu:

1. Menuntut ilmu itu penting maka janganlah kita menganggap remeh atau menyia-nyiakannya.

2. Alloh Ta’ala akan meninggikan derajat orang yang menuntut ilmu, sebagaimana Firman-Nya dalam Surat Al Fathir: 28 dimana disebut dalam ayat itu “ulama” yang artinya seseorang yang memiliki ilmu (alim).

3. Alloh Ta’ala menjanjikan jalan dan kemudahan menuju surga bagi siapa saja yang menempuh satu jalan untuk menuntut ilmu.

Maka dari itu, marilah bersama-sama kita kobarkan dan bangkitkan semangat untuk menuntut ilmu. Allohu A’lam.
Referensi:
* Al Qur’an dan Terjemahan (Hadits Web 3.0).

* ‘Abdul Karim, ‘Abdus Salam bin Barjas ‘Ali dan Muhammad bin Abdul Wahhab Al Wushoby. 2004. 10 Rintangan dalam Menuntut Ilmu. Pustaka Al Haura – Jogjakarta.

* As Sadhan, Abdul Aziz bin Muhammad. 2006. Bimbingan Menuntut Ilmu: Tahapan, Adab, Motivasi, Hambatan, Solusi. Pustaka At Tazkia – Jakarta.

Posted by Aditya at 4:46 AM
Labels: Hakikat Ilmu, Ilm

Mendamba Pemimpin Sejati

Jika dulu, para sahabat Radhiyallahu 'Anhu sangat takut untuk dipilih menjadi seorang pemimpin, maka sekarang, ada banyak orang berlomba-lomba menjadi pemimpin. Semua mengaku terbaik!

Benar sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ketika beliau menyampaikan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:

"Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, padahal kelak di hari kiamat ia akan menjadi penyesalan.” (HR. Al-Bukhari).

Memilih pemimpin bukanlah perkara sepele, sebab kandidat yang terpilih itulah yang akan membawa label pemimpin rakyat untuk membuat dan menjalankan kebijakan-kebijakan yang menentukan nasib jutaan jiwa umat. Suka tidak suka, kandidat yang terpilih itulah yang kemudian akan menorehkan tinta sejarah di negeri ini. Meskipun torehan itu masih tanda tanya besar, apakah akan menjadi tinta emas yang senantiasa dikenang atau tinta hitam yang senantiasa diratapi. Mampukah ia menjadi pemimpin sejati, atau justru menjadi pemimpin yang menghianati amanat rakyat.
Pemimpin merupakan lambang kekuatan, keutuhan, kedisiplinan dan persatuan. Namun harus kita sadari juga bahwa pemimpin bukanlah hanya sekadar lambang. Karena itu, ia memerlukan kompetensi, kelayakan dan aktivitas yang prima untuk memimpin bawahannya.
Melihat esensi kepemimpinan, sebagai seorang Muslim, tentu tidak bisa sembarangan dalam memilih pemimpin. Jangan sampai perilaku “memilih kucing dalam karung” menghantui kita.

PERAN SEORANG PEMIMPIN

Menurut perspektif Islam ada dua peran yang dimainkan oleh seorang pemimpin:

1. Pelayan (khadim)
Pemimpin adalah pelayan bagi pengikutnya. Seorang pemimpin yang dimuliakan orang lain, belum tentu hal tersebut sebagai tanda kemuliaan. Karena pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa berkhidmat dan menjadi pelayan bagi kaumnya.
Seorang pemimpin sejati, mampu meningkatkan kemampuan dirinya untuk memuliakan orang-orang yang dipimpinnya. Dia menafkahkan lebih banyak, dia bekerja lebih keras, dia berpikir lebih kuat, lebih lama dan lebih mendalam dibanding orang yang dipimpinnya.
Demikianlah pemimpin sejati yang dicontohkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Bukan sebaliknya, pemimpin yang selalu ingin dilayani, selalu ingin mendapatkan dan mengambil sesuatu dari orang-orang yang dipimpinnya.

2. Pemandu (muwajjih)
Pemimpin adalah pemandu yang memberikan arahan pada pengikutnya untuk menunjukkan jalan yang terbaik agar selamat sampai di tujuan tentu saja itu baru tercapai dengan sempurna jika di bawah naungan syariat Islam.

KARAKTERISTIK PEMIMPIN DALAM ISLAM

Perlu disadari, dalam memilih pemimpin ada tanggung jawab yang akan dipikul di hadapan Allah terhadap pilihan kita. Di sinilah pentingnya seorang pemilih mengenal calon pemimpinnya. Agar bisa mengetahui kesesuaiannya dengan karakter pemimpin ideal yang diatur oleh Islam. Kalau ternyata sesuai, maka jangan sungkan memberikan suara.
Di antara karakteristik pemimpin dalam Islam, yaitu:

1. Jujur
Pemimpin Islam haruslah jujur kepada dirinya sendiri dan pengikutnya. Seorang pemimpin yang jujur akan menjadi contoh terbaik. Pemimpin yang perkataan dengan perbuatannya senantiasa sejalan.

2. Kompeten
Kompotensi dalam bidangnya mutlak dimiliki oleh seorang pemimpin Islam. Orang akan mengikuti seseorang jika ia benar-benar meyakini bahwa orang yang diikutinya benar-benar tahu apa yang sedang diperbuatnya.

3. Inspiratif
Seorang pengikut akan merasakan 'aman' jika pemimpinnya membawanya pada rasa nyaman dan menimbulkan rasa optimis seburuk apa pun situasi yang sedang dihadapi.

4. Sabar
Pemimpin Islam haruslah sabar dalam menghadapi segala macam persoalan dan keterbatasan, serta tidak bertindak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.

5. Rendah hati
Seorang pemimpin Islam hendaklah memiliki sikap rendah hati. Tidak suka menampakkan kelebihannya (riya) serta tidak merendahkan orang lain.

6. Musyawarah
Dalam menghadapi setiap persoalan, seorang pemimpin Islam haruslah menempuh jalan musyawarah serta tidak menentukan keputusan sendiri.
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa'di—rahimahullah—mengatakan, "Jika Allah mengatakan kepada Rasul-Nya—padahal beliau adalah orang yang paling sempurna akalnya, paling banyak ilmunya dan paling banyak idenya, "Maka bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu." (QS. Ali Imran: 159). Maka bagaimana dengan yang selain beliau?"

7. Mampu berkomunikasi dengan rakyatnya
Kapasitas ilmiah serta empati dan rasa sensitivitas yang baik akan mereka yang dipimpinnya, pada akhirnya akan melahirkan seorang pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik kepada rakyatnya. Komunikasi yang baik kepada rakyatnya bukanlah sekadar kemampuan retorika yang baik, tetapi juga kemampuan memilih hal yang akan dilempar kepada publik serta timing yang tepat dalam melemparkannya. Kematangan seorang pemimpin akan membuatnya mampu berkomunikasi yang jauh dari sikap emosional. Dan yang terpenting dari semua itu adalah sang pemimpin akhirnya mampu mengambil sebuah kebijakan yang tepat dalam sebuah kondisi yang memang dibutuhkan oleh rakyat yang dipimpinnya.

RAHASIA KEKUATAN PEMIMPIN


1. Kekuatan iman, ilmu, dan wawasan yang luas
Seluruh nabi dan rasul memimpin dengan kekuatan iman dan ilmu. Nabi Sulaiman Alaihissalam memerintah hampir seluruh makhluk (seperti jin, binatang, angin) dengan ilmu dan keimanan yang kuat. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dapat menyelesaikan berbagai masalah dengan ilmu dan keimanan yang kuat. Dengan ilmu dan iman seorang pemimpin sanggup memimpin dirinya (seperti memimpin matanya, hatinya, lidahnya, pikiran dan hawa nafsunya) sebelum memimpin orang lain.

2. Ibadah dan taqarrub kepada Allah.
Ibadah dan banyak bertaqarrub kepada Allah, dapat melahirkan kewibaan, ketawadhuan, kesabaran, optimisme, dan tawakkal. Ibadah dan taqarrub juga akan melahirkan kekuatan ruhaniyah yang dahsyat.

3. Keteladanan.
Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengajak jihad, beliau bertempur paling depan, bersedekah paling ringan dan hidup paling bersahaja. Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallammenyuruh bertahajud, beliaulah yang kakinya bengkak karena banyak bertahajjud. Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menghimbau umatnya untuk berhias dengan akhlak mulia, beliaulah manusia yang paling mulia akhlaknya.

KARAKTERISTIK PENGIKUT DALAM ISLAM

1. Taat
Seorang pengikut harus patuh kepada pemimpin. Setelah pemimpin dipilih lewat jalan musyawarah maka wajib bagi pengikutnya (yang menang dan yang kalah untuk taat kepadanya, kecuali sang pemimpin telah melanggar ketentuan Allah dan membuat kerusakan).

2. Dinamis dan kritis
Seorang pengikut harus dinamis dan kritis dalam mengikuti kepemimpinan seseorang. Islam tidak mengajarkan suatu ketundukan buta atau sekadar ikut-ikutan.

PENUTUP
Bagi pemimpin dan calon pemimpin masa depan, amanah yang Anda emban bukanlah suatu kemegahan dan kebanggaan. Bahkan demi mengingat beratnya beban amanah, Khalifah Umar bin Khaththab memberikan sebuah ungkapan, "Saya sudah cukup senang jika dapat keluar dari dunia ini dengan impas; tidak mendapat dosa dan tidak pula mendapat pahala."

Maka jadikanlah janji Allah memasukan pemimpin yang adil dalam surga-Nya sebagai sumber energi hidup Anda.

Dan bagi yang akan memberikan pilihan dan selanjutnya akan dipimpin, marilah kita sadari bahwa kesempatan kita hanya sekali untuk melakukan pilihan dengan tepat. Setelah itu, kemampuan kita dalam menentukan arah kepemimpinan tidak sekuat di saat kita memilih. Setidaknya, kita telah berusaha melakukannya. Dan yang pasti, pilihan kita akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah Subhaanahu Wata'ala.

Karena itu, akan senantiasa dibutuhkan seorang Muslim yang mampu menentukan pilihannya secara cerdas dan tepat.
Wallahu Waliyyut Taufiq
Dari berbagai sumber (Al Fikrah No.11 Tahun X/08 Rabiul Akhir 1430 H) - www.wahdah.or.id

Kau Tulang Rusukku..!

WANITA : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?
LELAKI : Kamu!!!
WANITA : Menurut kamu, saya ini siapa?
LELAKI : (Berfikir sejenak, lalu menatap WANITA dengan pasti).
Kamu, tulang rusukku!

Kerana Allah melihat bahawa Adam kesepian. Saat Adam sedang lena
tidur, Allah mengambil rusuk Adam dan menciptakan Hawa. Semua LELAKI
mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya,
tidak lagi merasakan sakit di hatinya...

Setelah berkahwin, pasangan itu mengalami masa yang indah dan manis
untuk
sementara. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam
kesibukan
masing-masing dan kelelahan hidup yang ada. Hidup mereka menjadi
membosankan.

Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan
cinta satu sama lain. Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai
menjadi semakin panas. Pada suatu hari pada akhir sebuah
pertengkaran WANITA lari keluar rumah.

Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak "Kamu tidak cintakan saya
lagi!!!". LELAKI sangat membenci ketidakdewasaan WANITA dan secara
spontan
juga berteriak "Saya menyesali perkahwinan ini! Kamu ternyata bukan
tulang
rusukku!!!"

Tiba-tiba WANITA terdiam, dan berdiri kaku untuk beberapa saat. LELAKI
menyesali akan apa yang sudah dia lafazkan, tetapi seperti air yang
telah
tertumpah tidak mungkin untuk diceduk kembali. Dengan berlinang air
mata,
WANITA kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk
berpisah.

"Kalau saya bukan tulang rusukmu, biarkan saya pergi. Biarkan kita
berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing".

Lima tahunberlalu. LELAKI masih belum lagi berkahwin, tetapi berusaha
mencari khabar akan kehidupan WANITA. WANITA pernah ke luar negeri
tetapi
sudah kembali. Dia pernah berkahwin dengan seorang asing dan bercerai.
LELAKI agak kecewa bila mengetahui WANITA tidak menunggu, sepertinya.

Dan di tengah malam yang sunyi, dia meminum kopinya dan merasakan sakit
di
hatinya. Tetapi LELAKI tidak sanggup mengakui bahawa dia merindukan
WANITA.

Suatu hari, mereka akhirnya bertemu kembali. Di airport, tempat di mana
banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh
sebuah dinding pembatas.

LELAKI : Apa khabar?
WANITA : Baik... kamu sudah menemui tulang rusukmu yang hilang?
LELAKI : Belum.
WANITA : Saya akan terbang ke New York dengan penerbangan berikut. Saya
akan kembali 2 minggu lagi. Telefon saya kalau kamu berkesempatan. Kamu
tahu nombor telepon saya kan?Tidak ada yang berubah.

WANITA tersenyum manis, berlalu di hujung lafaz "Selamat tinggal..."

Satu minggu kemudian, LELAKI menerima khabar WANITA adalah salah
seorang korban Menara WTC. Malam itu, sekali lagi, LELAKI meneguk
kopinya
dan kembali merasakan sakit dihatinya. Akhirnya dia sedar bahwa sakit
itu
adalah kerana WANITA, tulang rusuknya sendiri yang telah dengan bodohnya
dia patahkan.

....

Kita menempiaskan 99% kemarahan walau kepada orang yang paling kita
cintai. Dan akibatnya adalah penyesalan. Seringkali penyesalan itu
datang
di kemudiannya, akibatnya setelah kita menyedari kesalahan kita, semua
sudah terlambat....

Kerana itu, jagalah dan sayangilah orang yang dicintai dengan sepenuh
hati... Sebelum mengucapkan sesuatu berfikirlah dahulu, apakah kata kata
yang kamu ucapkan akan menyakiti orang yang dicintai? Kira merasakan
akan
menyakitinya, sebaiknya jangan pernah dilafazkan. Kerana semakin besar
risiko untuk kehilangan orang yang dicintai.

Jadi berfikirlah, apakah kata-kata yang akan dilafazkan sebanding dengan
akibat yang akan diterima??

Macam-Macam Syirik

Penyusun Ulang: Ummu Aufa
Muroja’ah: Ust. Abu Mushlih

Saudariku, setelah di edisi kemarin kita dapat mengetahui hakikat kesyirikan maka kini kami ingin menjelaskan mengenai macam-macam syirik. Syirik tidak hanya menyembah berhala, menyembah selain-Nya namun riya’ juga merupakan syirik. Dengan demikian marilah saudariku kita simak penjelasan di bawah ini.


Pembagian syirik ada berbagai macam tergantung dikelompokkan pada kelompok yang mana.

1. Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah Ta’ala

a. Syirik di dalam Rububiyyah

Yaitu meyakini bahwa selain Allah mampu menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan dan lainnya dari sifat-sifat rububiyyah.

b. Syirik di dalam Uluhiyyah

Yaitu meyakini bahwa selain Allah bisa memberikan madharat atau manfaat, memberikan syafaat tanpa izin Allah, dan lainnya yang termasuk sifat-sifat uluhiyyah.

c. Syirik di dalam Asma’ wa Sifat

Yaitu seorang meyakini bahwa sebagian makhluk Allah memiliki sifat-sifat khusus yang Allah ta’alla miliki, seperti mengetahui perkara gaib, dan sifat-sifat lainnya yang merupakan kekhususan Rabb kita yang Maha Suci.

2. Syirik Menurut Kadarnya

a. Syirik Akbar (besar)

Yaitu syirik dalam keyakinan, dan hal ini mengeluarkan pelakunya dari agama islam.

- Syirik dalam berdoa

Adalah merendahkan diri kepada selain Allah dengan tujuan untuk istighatsah dan isti’anah kepada selain-Nya.

- Syirik dalam niat, kehendak dan maksud

Adalah manakala melakukan ibadah tersebut semata-mata ingin dilihat orang atau untuk kepentingan dunia semata.

- Syirik dalam keta’atan

Yaitu menjadikan sesuatu sebagai pembuat syariat selain Allah Subhanahu wa Ta’ala atau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah dalam menjalankan syariat dan ridho atas hukum tersebut.

- Syirik dalam kecintaan

Adalah mengambil makhluk sebagai tandingan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Menyetarakan kecintaan makhluk dengan Allah.

b. Syirik Ashghar (kecil)

Yaitu riya’, hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam, akan tetapi pelakunya wajib untuk bertaubat. Akan tetapi bukan hanya riya’ saja yang termasuk syirik Ashgar. Riya’ termasuk Syirik Ashghar namun tidak semua Syirik Ashghar hanya berupa riya’.

c. Syirik Khafi (tersembunyi)

Yaitu seorang beramal dikarenakan keberadaan orang lain, hal ini pun termasuk riya’, dan hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam sebagaimana anda ketahui, namun pelakunya wajib bertaubat.

3. Syirik Menurut Letak Terjadinya

a. Syirik I’tiqodi

Syirik yang berupa keyakinan, misalnya meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan kita dan memberi rizki pada kita namun di sisi lain juga percaya bahwa dukun bisa mengubah takdir yang digariskan kepada kita. Hal ini termasuk Syirik Akbar yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam, kita berlindung kepada Allah dari hal ini.

b. Syirik Amali

Yaitu setiap amalan fisik yang dinilai oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti menyembelih untuk selain Allah, dan bernazar untuk selain Allah dan lainnya.

c. Syirik Lafzhi

Yaitu setiap lafazh yang dihukumi oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti bersumpah dengan selain nama Allah, seperti perkataan sebagian orang, “Tidak ada bagiku kecuali Allah dan engkau”, dan “Aku bertawakal kepadamu”, “Kalau bukan karena Allah dan si fulan maka akan begini dan begitu”, dan lafazh-lafazh lainnya yang mengandung unsur kesyirikan.

Dengan mengetahui beberapa kategori syirik diatas dapat membantu kita untuk menghindarinya agar tidak terjatuh dalam kesyirikan dalam bentuk apapun dan cara bagaimana pun. Semoga kita semua bisa terhindar dari syirik tersebut di manapun dan kapan pun jua. Wallohu a’lam bishowab.

Maraji’:
Penjelasan Al-Qaul Al-Mufid fii Adillati At-Tauhid (terj)

***

Artikel www.muslimah

Mungkinkah Allah Mengampuniku??

Para pembaca yang semoga dirahmati Alloh, mungkin ada yang bertanya, “Aku ingin bertaubat, namun dosaku terlalu banyak. Tidak ada satu macam perbuatan keji pun melainkan telah kukerjakan. Tidak ada satu bentuk dosa pun melainkan aku telah terjerumus ke dalamnya. Mungkinkah Alloh mengampuni dosa-dosaku?!!”

Bagi siapa saja yang merasa dosanya sulit diampuni maka perhatikanlah kisah berikut ini.

Kisah Taubat Pembunuh 100 Jiwa

Kisah ini diriwayatkan dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinaan Al Khudri rodhiyallohu ‘anhu, Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dahulu pada masa sebelum kalian ada seseorang yang membunuh 99 jiwa, lalu ia bertanya tentang orang yang paling alim di muka bumi, maka ia ditunjukkan kepada seorang rahib (ahli ibadah), lalu ia mendatangi rahib tersebut dan berkata, ‘Jika ada orang yang membunuh 99 jiwa, apa taubatnya bisa diterima?’ Rahib pun menjawab, ‘Tidak.’ Lalu orang tersebut membunuh rahib itu sehingga genap sudah dia membunuh 100 nyawa. Kemudian ia kembali bertanya tentang orang yang paling alim di muka bumi, lalu ia ditunjukkan kepada seorang yang ‘alim, lalu dia berkata, ‘Jika ada orang telah membunuh 100 jiwa, apakah masih ada pintu taubat untuknya?’ Orang alim itu pun menjawab, ‘Ya Siapakah yang menghalangi nya untuk bertaubat? Pergilah ke daerah ini karena di sana terdapat sekelompok orang yang menyembah Alloh Ta’ala, maka sembahlah Alloh bersama mereka dan janganlah kembali ke daerahmu yang dulu karena daerah tersebut adalah daerah yang jelek.’ Laki-laki ini lantas pergi menuju tempat yang ditunjukkan oleh orang alim tersebut. Ketika sampai di tengah perjalanan, maut menjemputnya. Maka terjadilah perselisihan antara malaikat rahmat dan malaikat azab. Malaikat rahmat berkata, ‘Orang ini pergi untuk bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada Alloh’. Sedangkan malaikat azab berkata, ‘Sesungguhnya orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikit pun’. Lalu datanglah malaikat lain dalam bentuk manusia, mereka pun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai juru damai. Malaikat ini berkata, ‘Ukurlah jarak kedua tempat tersebut (jarak antara tempat jelek yang dia tinggalkan dengan tempat yang baik yang ia tuju,pen.), daerah yang jaraknya lebih dekat, maka daerah tersebut yang berhak atas orang ini.’ Mereka pun mengukur jarak kedua tempat tersebut dan teryata orang ini lebih dekat dengan tempat yang ia tuju, Oleh karena itu ruhnya dibawa oleh malaikat rahmat.” (HR. Bukhori & Muslim)

Wahai saudaraku, siapakah yang dapat menghalangi dari pintu taubat? Laki-laki ini telah membunuh 100 nyawa dan dia telah Alloh ampuni. Jika demikian mengapa Anda berputus asa dari rohmat Alloh dan ampunan-Nya yang begitu luas ??!

Pesan yang Terkandung Dalam Kisah di Atas

Pertama; Pembunuh masih memiliki kesempatan untuk bertaubat. Dalilnya adalah firman Alloh yang artinya, “Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, namun Dia mengampuni dosa-dosa di bawah syirik, bagi siapa yang Dia kehendaki.” (An Nisaa’: 48). Yaitu Alloh mengampuni dosa-dosa di bawah syirik, apabila Dia menghendaki. Ini merupakan pendapat mayoritas para ulama. Ayat ini juga menunjukkan tentang keutamaan ikhlas dan ikhlas merupakan sebab dosa terampuni.

Kedua; Hati ahli maksiat lebih mudah tergugah untuk bertaubat kepada Alloh daripada ahli bid’ah karena dia merasa berbuat salah.

Ketiga; Orang yang berilmu lebih utama daripada ahli ibadah karena ahli ibadah yang jahil (bodoh) terkadang dengan kejahilannya bertindak ‘ngawur’ sekalipun menurut dia hal itu baik. Bertitik tolak dari hal ini dapat diketahui bahwa orang yang terjun berdakwah, harus memiliki ilmu agar tidak membuat kerusakan yang lebih besar.

Keeempat; Orang yang bertaubat hendaknya berpindah dari lingkungan yang jelek ke lingkungan yang baik. Karena bergaul dengan orang-orang sholeh merupakan penyebab iman menjadi kuat dan tipu daya syaithon makin lemah.

Luasnya Ampunan Alloh

Pembaca yang semoga dirahmati Alloh, perhatikanlah hadits qudsi berikut yang menceritakan luasnya ampunan Alloh Subhanahu wa Ta’ala!!

Dari Anas rodhiyallohu ‘anhu, “Saya mendengar Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, Alloh Ta’ala berfirman, ‘…Hai anak Adam, sungguh seandainya kamu datang menghadapKu dengan membawa dosa sepenuh bumi, dan kau datang tanpa menyekutukan-Ku dengan sesuatupun. Sungguh Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula’.” (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani di Shohihul Jaami’)

Semoga Alloh menerima taubat dan membersihkan dosa-dosa kita. Amiin.

***

Penulis: Abu Isma’il M. Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id

Sabtu, 27 Maret 2010

Puluhan Peserta Gathering Lesbi & Gay Terjebak di Hotel Oval

Budi Hartadi - detikSurabaya

Surabaya - Puluhan peserta gathering peserta kongres lesbian, gay dan biseks hingga pukul 16.00 WIB, masih terjebak di dalam Hotel Oval. Peserta yang datang dari beberapa negara ini kesulitan keluar dari area hotel karena masih dikepung ormas Islam daru FPI dan FUI.

"Saat ini semua peserta kongres masih berada di dalam hotel. Semua peserta tadi nampak ketakutan dengan kejadian ini," ungkap Gayatri, salah seorang peserta gathering kongres lesbian, gay dan biseks, saat berbincang dengan detiksurabaya.com melalui telepon, Jumat (26/3/2010).
selengkapnya...

Jumat, 26 Maret 2010

Kitab Aqidatul Awam Syair syair tauhid dari Rosululloh saw


Dua minggu yang lalu saya menghadiri Peringatan Maulid di Majlis Ta’lim al afaf pimpinan Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf yang diselenggarakan ba’da sholat subuh dan dimulai dengan Sholat subuh berjamaah. Ada sesuatu yang menarik hati saya dalam peringatan Maulid kali ini. Setiap jamaah mendapat sebuah kitab Terjamah “Nadzhom Aqidatul Awam” yang dibagikan secara gratis ,dan ini merupakan amanat dari Sayyidul walid Habib Abdurrahman Assegaf kepada putra-putranya untuk mensyiarkan Kitab Aqidatul awam dan saya termasuk yang mendapat kitab tersebut.

selengkapnya...

SELAMAT DATANG KHILAFAH ISLAMIYYAH


Tulisan ini telah dimuat di Tabloid SUARA ISLAM edisi 85 tanggal 19 Rabi'ul Awwal - 3 Rabi'ul Akhir 1431 H / 5 - 19 Maret 2010

Selama ini, upaya perjuangan penegakan KHILAFAH ISLAMIYYAH dianggap oleh sebagian kalangan sebagai sesuatu yang UTOPIS. Bahkan cenderung dimusuhi oleh berbagai negara Islam sendiri, karena dianggap sebagai gerakan politik yang akan menumbangkan semua pemerintahan di negara-negara Islam. Para pemimpin negeri Islam memandang para pejuang Khilafah Islamiyyah sebagai kompetitor kekuasaan yang mengancam kedudukan mereka, bahkan kedaulatan negara mereka, sehingga harus disingkirkan.

Selengkapnya...

Kamis, 25 Maret 2010

MARILAH KITA MENGINGAT KEMATIAN

Sesungguhnya kematian merupakan hakekat yang menakutkan, akan mendatangi seluruh orang yang hidup. Semuanya tidak kuasa menolaknya, tidak ada seorangpun di sekitarnya yang mampu menahannya. Maut merupakan ketetapan Alloh, seandainya ada seseorang selamat dari maut, niscaya manusia yang paling mulia yang akan selamat. Namun maut merupakan SunnahNya pada seluruh makhlukNya. Alloh Ta’ala berfirman:

إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ

Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ) akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula). (QS. 39:30)

Tiada manusia kekal di dunia ini.

وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّن قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِّتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ .كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ

Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? (QS. 21:34) Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. (QS. 21:35)

LARI DARI KEMATIAN?

Kekuasaan Alloh meliputi segala sesuatu. Dia telah menetapkan adanya kematian pada manusia, maka bagaimanapun manusia menghindar dari kematian, kematian itu tetap akan menyusulnya. Alloh Ta’ala berfirman:

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. (QS. 4:78).

Dan Alloh menantang kepada orang-orang yang menyangka bahwa mereka tidak dikuasai oleh Alloh, dengan mengembalikan nyawa orang yang sekarat, jika memang mereka benar!

فَلَوْ لآ إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ. وَأَنتُمْ حِينَئِذٍ تَنظُرُونَ. وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنكُمْ وَلَكِن لاَّ تُبْصِرُونَ. فَلَوْ لآ إِن كُنتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ. تَرْجِعُونَهَا إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ

Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah), kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar. (QS. 56:83-87)

AWAS KEMATIAN MENDADAK!

Kita berada di akhir zaman, banyak terjadi kematian mendadak, memang itu merupakan salah satu tanda-tanda hari kiamat. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ مِنْ أَمَارَاتِ السَّاعَةِ …أَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفَجْأَةِ

Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat adalah…munculnya kematian mendadak. (HR. Thobaroni; Dhiya’ Al-Maqdisi; dihasankan oleh Syeikh Al-Albani di dalam Shohih Al-Jami, no: 5775)

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut di zaman ini benar-benar sudah nyata. Kita lihat seseorang yang sehat, kemudian mati tiba-tiba, orang-orang sekarang menyebutnya dengan “serangan jantung”! Maka orang yang berakal hendaklah memperhatikan dirinya, segera kembali dan bertaubat kepada Penguasanya, sebelum kedatangan kematian mendadak yang tidak dia sangka!.

ANJURAN MENGINGAT MAUT

Banyak hadits-hadits yang mengingatkan tentang maut, agar manusia selalu ingat bahwa hidup di dunia ini tidaklah selamanya. Dan agar dia bersiap-siap dengan perbekalan yang dia butuhkan untuk perjalanannya yang panjang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ : الْمَوْتَ , فَإِنَّهُ لَمْ يَذْكُرْهُ أَحَدٌ فِيْ ضِيْقٍ مِنَ الْعَيْشِ إِلاَّ وَسَّعَهُ عَلَيْهِ , وَلاَ ذَكَرَهُ فِيْ سَعَةٍ إِلاَّ ضَيَّقَهَا عَلَيْهِ

Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan: yaitu kematian. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya di waktu sempit kehidupannya, kecuali (mengingat kematian) itu melonggarkan kesempitan hidup atas orang itu. Dan tidaklah seseorang mengingatnya di waktu luas (kehidupannya), kecuali (mengingat kematian) itu menyempitkan keluasan hidup atas orang itu. (HR. Ath-Thobaroni dan Al-Hakim Shahih Al-Jami’ush Shaghir: no. 1222; Shohih At-Targhib, no: 3333)

Syumaith bin ‘Ajlan berkata:

مَنْ جَعَلَ الْمَوْتَ نُصْبَ عَيْنَيْهِ, لَمْ يُبَالِ بِضَيْقِ الدُّنْيَا وَلاَ بِسَعَتِهَا

“Barangsiapa menjadikan maut di hadapan kedua matanya, dia tidak peduli dengan kesempitan dunia atau keluasannya”. (Mukhtashor Minhajul Qoshidin, hal: 483, tahqiq: Syeikh Ali bin Hasan Al-Halabi)

Quss bin Sa’idah Al-Ibaadi, salah seorang hunafaa’, melantunkan sya’ir:

Pada orang-orang dahulu yang telah pergi (mati),

dari umat-umat (yang telah tiada) terdapat bukti-bukti yang nyata

Ketika aku melihat tempat-tempat yang dituju,

bagi kematian yang tidak ada sumber-sumbernya,

Aku melihat kaumku pergi menuju kematian,

orang-orang besar dan anak-anak kecil,

Akupun yakin, bahwa aku pasti akan pergi juga, ke mana kaumku telah pergi.

(Dinukil dari Majalah Al-Asholah, hlm: 74, 15-Robi’uts Tsani-1413 H)

Orang yang banyak mengingat kematian dan mempersiapkannya dengan iman yang shohih (benar), tauhid yang kholish (murni), amal yang sholih (sesuai dengan tuntunan), dengan landasan niat yang ikhlas, itulah orang-orang yang paling berakal!

عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا قَالَ فَأَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ

Dari Ibnu Umar, dia berkata: “Aku bersama Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam , lalu seorang laki-laki Anshor datang kepada beliau, kemudian mengucapkan salam kepada belaiu, lalu dia berkata: “Wahai Rosululloh, manakah di antara kaum mukminin yang paling utama?”. Beliau menjawab: “Yang paling baik akhlaknya di antara mereka”. Dia berkata lagi: “Manakah di antara kaum mukminin yang paling cerdik?”. Beliau menjawab: “Yang paling banyak mengingat kematian di antara mereka, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdik”. (HR. Ibnu Majah, no: 4259. Hadits Hasan; Lihat Ash-Shohihah, no: 1384)

Marilah kita renungkan sabda Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wasallam:

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ

Mayit akan diikuti oleh tiga perkara (menuju kuburnya), dua akan kembali, satu akan tetap. Mayit akan diikuti oleh keluarganya, hartanya, dan amalnya. Keluarganya dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya akan tetap. (HR. Bukhori; Muslim; Tirmidzi; Nasai)

PENYESALAN ORANG KAFIR DI SAAT KEMATIAN

` Janganlah seseorang menolak keimanan dan menyepelekan amal sholih, karena suatu saat pasti dia akan menyesal. Alloh Ta’ala berfirman:

حَتَّى إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتَ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ {99} لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلآ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata:”Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitan. (QS. 23: 99-100)

SEGERA BERAMAL SEBELUM DATANG KEMATIAN

Janganlah seseorang selalu mengundurkan amal sholih karena kesibukan duniawi, karena selama masih hidup, manusia tidak akan lepas dari kesibukan! Orang yang berakal akan mengutamakanlah urusan akhirot yang pasti datang, dan mengalahkan urusan dunia yang pasti ditinggalkan.

Allah Ta’ala berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلآ أَوْلاَدُكُمْ عَن ذِكْرِ اللهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ {9} وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْ لآ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ {10} وَلَن يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا وَاللهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa melakukan demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS. Al-Munafiqun: 9) Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata:”Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh” (QS. Al-Munafiqun: 10) Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Munafiqun: 11)

PENUTUP

Hamid Al-Qoishori berkata:

“Kita semua telah meyakini kematian, tetapi kita tidak melihat orang yang bersiap-siap menghadapinya! Kita semua telah meyakini adanya sorga, tetapi kita tidak melihat orang yang beramal untuknya! Kita semua telah meyakini adanya neraka, tetapi kita tidak melihat orang yang takut terhadapnya! Maka terhadap apa kamu bergembira?! Kemungkinan apakah yang kamu nantikan?! kematian! Itulah perkara pertama kali yang akan datang kepadamu dengan membawa kebaikan atau keburukan. Wahai saudara-saudaraku! Berjalanlah menghadap Penguasamu (Alloh) dengan perjalanan yang bagus”. (Mukhtashor Minhajul Qoshidin, hal: 483, tahqiq: Syeikh Ali bin Hasan Al-Halabi)

Inilah sedikit tentang dzikrul maut semoga bermanfaat. Al-hamdulillah.

Penulis: Abu Isma’il Muslim Al-Atsari

Artikel: www.UstadzMuslim.com

Rabu, 24 Maret 2010

Usai Salat Berjamaah di MK, Dua Kelompok Massa Ribut

Andi Saputra - detikNews

Jakarta - Kesadaran memeluk agama yang sama ternyata tak membuat kelompok massa pro dan kontra UU Anti Penodaan/Penistaan Agama untuk saling menghormati. Usai menjalankan salat zuhur secara berjamaah, mereka langsung terlibat keributan.

Kejadian ini berlangsung di lobi lantai dasar Gedung Mahkamah Konstitusi, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (24/3/2010). Tepatnya pada saat jeda sidang judicial review UU Anti Penodaan/Penistaan dengan agenda mendengar keterangan para saksi ahli.

Seperti biasa, waktu jeda dimanfaatkan untuk menjalankan ibadah salat zuhur di musholla yang ada di lantai dasar. Baik sebagian anggota, baik dari kelompok pendukung UU Anti Penodaan/Penistaan dan yang mendesak pencabutannya, menjalankan salat secara berjamaah. selengkapnya...

Berita Terkait :
- Pemohon Uji Materi Dipukul & Ditendang Oleh Pendukung UU
- UU Diperlukam Agar Tidak Anarki, Namun Perlu Direvisi
- Negara Juga Harus Mempertimbangkan Keyakinan Lokal
- Yusril: UU Penodaan Agama Tak Perlu Dicabut
- Kronologi Kasus Pemukulan Di MK Versi Pemohon UU
- Pendukung UU Penodaan Agama Bantah Lakukan Pemukulan
- Kebebasan Beragama Perlu Batasan
- Mahfud: Cokok Saja Pelakunya Oleh Polisi!!

FPI Ancam Bubarkan Kongres ILGA

Surabaya - Front Pembela Islam (FPI) akan mengerahkan massa apabila konferensi regional International lesbian, gay, bisexual, transgender dan intersex association (ILGA) ke-4 tingkat asia tetap digelar. FPI juga tidak menjamin aksi penolakannya akan berlangsung damai.

Menurut FPI, kongres yang akan digelar di Surabaya 26-28 Maret 2010 ini, sudah tidak memandang dan menghormati aturan agama, terutama agama Islam.

"Jika tetap dilaksanakan, kita akan demo. Dan saya tidak berani menjamin demo itu berlangsung damai atau tidak," kata Ketua Pengurus Wilayah FPI Jatim, Habib Muhammad Mahdi bin Idrus Al Habsyi, saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Rabu (24/3/2010).
selengkapnya...

Minggu, 21 Maret 2010

UU Penodaan Agama Sudah Terlalu Usang!

Umi Kalsum, Suryanta Bakti Susila
Sidang Uji Materi UU Penodaan Agama (VIVAnews/Tri Saputro)

VIVAnews
- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan Penodaan Agama dinilai sudah usang. Meski begitu, undang-undang itu tidak perlu dicabut, melainkan cukup direvisi.

Demikian disampaikan Antropolog UI Ahmad Fedyani Syaifudin dalam keterangannya saat menjadi ahli dalam sidang uji materi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan Penodaan Agama di Mahkamah Konstitusi, Jumat 19 Maret 2010. selengkapnya...

Tinjau Persiapan UN, Wapres Kunjungi SMA 70 & Al Azhar Jakarta

Irwan Nugroho - detikNews

Jakarta - Wakil Presiden Boediono akan mengunjungi SMA 70 serta SMA Al Azhar di Jakarta. Wapres akan meninjau persiapan Ujian Nasional (UN) yang akan dimulai hari ini.

Menurut informasi yang diterima detikcom dari Biro Pers Sekretariat Wapres, Minggu (21/3/2010), Boediono akan mendatangi SMA 70 di Jl Bulungan, Jakarta Selatan, pada pukul 07.35 WIB. selengkapnya...

Menikahi Wanita Yang Sedang Hamil

MediaMuslim.Info - Untuk menghindari aib maksiat hamil di luar nikah, terkadang masyarakat kita justru sering menutupinya dengan maksiat lagi yang berlipat-lipat dan berkepanjangan yang semuanya itu karena kurangnya pemahaman ajaran Islam di dalam setiap keluarga di Indonesia (sampai saat artikel ini ditulis). Bila seorang laki-laki menghamili wanita, dia menikahinya dalam keadaan si wanita sedang hamil atau meminjam orang untuk menikahi-nya dengan dalih untuk menutupi aib, nah apakah pernikahan yang mereka lakukan itu sah dan apakah anak yang mereka akui itu anak sah atau dia itu tidak memiliki ayah ? Mari kita simak pembahasannya !!
Wanita yang hamil karena perbuatan zina tidak boleh dinikahkan, baik dengan laki-laki yang menghamilinya atau pun dengan laki-laki lain kecuali bila memenuhi dua syarat.

Pertama: Dia dan si laki-laki taubat dari perbuatan zinanya. Hal ini dikarenakan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengharamkan menikah dengan wanita atau laki-laki yang berzina, Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Laki-laki yang berzina tidak mengawini, kecuali perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik dan perempuan yang berzina tidak dikawini, melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik dan yang demikian itu, diharamkan atas orang-orang yang mu?min.” (QS: An Nur : 3.)

Syaikh Al-Utsaimin berkata, “Kita mengambil dari ayat ini satu hukum yaitu haramnya menikahi wanita yang berzina dan haramnya menikahkan laki-laki yang berzina, dengan arti, bahwa seseorang tidak boleh menikahi wanita itu dan si laki-laki itu tidak boleh bagi seseorang (wali) menikahkannya kepada putri-nya.”

Bila seseorang telah mengetahui, bahwa pernikahan ini haram dilakukan namun dia memaksakan dan melanggarnya, maka pernikahannya tidak sah dan bila melakukan hubungan, maka hubungan itu adalah perzinahan. Bila terjadi kehamilan, maka si anak tidak dinasabkan kepada laki-laki itu atau dengan kata lain, anak itu tidak memiliki bapak. Orang yang menghalalkan pernikahan semacam ini, padahal dia tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengharamkannya, maka dia dihukumi sebagai orang musyrik. Allah Subhanahu wa Ta\’ala berfirman, “Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan (sekutu) selain Allah yang mensyari?atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah” (QS: Asy Syruraa : 21)

Di dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta\’ala menjadikan orang-orang yang membuat syari?at bagi hamba-hamba-Nya sebagai sekutu, berarti orang yang menghalalkan nikah dengan wanita pezina sebelum taubat adalah orang musyrik.

Namun, bila sudah bertaubat, maka halal menikahinya, tentunya bila syarat ke dua berikut terpenuhi.

Kedua: Dia harus beristibra (menunggu kosongnya rahim) dengan satu kali haidl, bila tidak hamil, dan bila ternyata hamil, maka sampai melahir-kan kandungannya.

Rasulullah bersabda: “Tidak boleh digauli (budak) yang sedang hamil, sampai ia melahir-kan dan (tidak boleh digauli) yang tidak hamil, sampai dia beristibra? dengan satu kali haid. “ (Lihat Mukhtashar Ma\’alimis Sunan 3/74, Kitab Nikah, Bab : Menggauli Tawanan (yang dijadikan budak), Al Mundziriy berkata : Di Dalam isnadnya ada Syuraik Al Qadliy, dan Al Arnauth menukil dari Al Hafidz Ibnu Hajar dalam At Talkhish : Bahwa isnadnya hasan, dan dishahihkan oleh Al Hakim sesuai syarat Muslim. Dan hadits ini banyak jalurnya sehingga dengan semua jalan-jalannya menjadi kuat dan shahih.(Lihat Taisir Fiqhi catatan kakinya 2/851.) )

Di dalam hadits di atas, Rasulullah melarang menggauli budak dari tawanan perang yang sedang hamil sampai melahirkan dan yang tidak hamil ditunggu satu kali haidl, padahal budak itu sudah menjadi miliknya.

Juga sabdanya: Artinya, “Tidak halal bagi orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, dia menuangkan air (maninya) pada semaian orang lain.” (Abu Dawud, lihat, Artinya: ‘alimus Sunan 3/75-76.)

Mungkin sebagian orang mengatakan, bahwa yang dirahim itu adalah anak yang terbentuk dari air mani si laki-laki yang menzinainya yang hendak menikahinya. Jawabnya adalah apa yang dikatakan oleh Al Imam Muhammad Ibnu Ibrahim Al Asyaikh , “Tidak boleh menikahi-nya sampai dia taubat dan selesai dari ?iddahnya dengan melahirkan kandung-annya, karena perbedaan dua air (mani), najis dan suci, baik dan buruk dan karena bedanya status menggauli dari sisi halal dan haram.”

Ulama-ulama yang tergabung dalam Al-Lajnah Ad-Daimah menga-takan, ?Dan bila dia (laki-laki yang menzinainya setelah dia taubat) ingin menikahinya, maka dia wajib menung-gu wanita itu beristibra? dengan satu kali haidl sebelum melangsungkan akad nikah dan bila ternyata dia hamil, maka tidak boleh melangsungkan akad nikah dengannya, kecuali setelah dia melahirkan kandungannya, berdasar-kan hadits Nabi yang melarang seseorang menuangkan air (maninya) di persemaian orang lain.

Bila seseorang nekad menikahkan putrinya yang telah berzina tanpa beristibra terlebih dahulu, sedangkan dia tahu bahwa pernikahan itu tidak boleh dan si laki-laki serta si wanita juga mengetahui bahwa itu adalah haram, maka pernikahannya itu tidak sah. Bila keduanya melakukan hubungan badan maka itu adalah zina. Dia harus taubat dan pernikahannya harus diulangi, bila telah selesai istibra? dengan satu kali haidh dari hubungan badan yang terakhir atau setelah melahirkan.

Sumber Rujukan:

  • Minhajul Muslim.

  • Taisiril Fiqhi Lijami’il Ikhtiyarat Al Fiqhiyyah Li Syaikhil Islam Ibnu Taimiyyah, Ahmad Muwafii 2/584, Fatawa Islamiyyah 3/247, Al Fatawa Al Jami\’ah Lil Mar\’ah Al Muslimah 2/5584.

  • Fatawa Islamiyyah 3/246.

  • Syiakh Al Utsaimin di dalam Fatawa Islamiyyah 3/246.

  • Taisiril Fiqhi Lijami’il Ikhtiyarat Al Fiqhiyyah Li Syaikhil Islam Ibnu Taimiyyah, Ahmad Muwafii 2/583, Majmu Al Fatawa 32/110.

  • Lihat Mukhtashar Ma’alimis Sunan 3/74, Kitab Nikah, Bab : Menggauli Tawanan (yang dijadikan budak), Al Mundziriy berkata : Di Dalam isnadnya ada Syuraik Al Qadliy, dan Al Arnauth menukil dari Al Hafidz Ibnu Hajar dalam At Talkhish : Bahwa isnadnya hasan, dan dishahihkan oleh Al Hakim sesuai syarat Muslim. Dan hadits ini banyak jalurnya sehingga dengan semua jalan-jalannya menjadi kuat dan shahih.(Lihat Taisir Fiqhi catatan kakinya 2/851.)

  • Abu Dawud, lihat, Artinya: ‘alimus Sunan 3/75-76.

  • Fatawa Wa Rasail Asy Syaikh Muhammad Ibnu Ibrahim 10/128.

Status Anak Hasil Hubungan di Luar Nikah

MediaMuslim.Info - Semua madzhab yang empat (Madzhab Hanafi, Malikiy, Syafi?i dan Hambali) telah sepakat bahwa anak hasil zina itu tidak memiliki nasab dari pihak laki-laki, dalam arti dia itu tidak memiliki bapak, meskipun si laki-laki yang menzinahinya dan yang mena-burkan benih itu mengaku bahwa dia itu anaknya. Pengakuan ini tidak dianggap, karena anak tersebut hasil hubungan di luar nikah. Di dalam hal ini, sama saja baik si wanita yang dizinai itu bersuami atau pun tidak bersuami. Jadi anak itu tidak berbapak. (Al Mabsuth 17/154, Asy Syarhul Kabir 3/412, Al Kharsyi 6/101, Al Qawanin hal : 338, dan Ar Raudlah 6/44. dikutip dari Taisiril Fiqh 2/828.)Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah: “Anak itu bagi (pemilik) firasy dan bagi laki-laki pezina adalah batu (kerugian dan penyesalan).” (HR: Al-Bukhari dan Muslim)

Firasy adalah tempat tidur dan di sini maksudnya adalah si istri yang pernah digauli suaminya atau budak wanita yang telah digauli tuannya, keduanya dinamakan firasy karena si suami atau si tuan menggaulinya atau tidur bersamanya. Sedangkan makna hadits tersebut yakni anak itu dinasab-kan kepada pemilik firasy. Namun karena si pezina itu bukan suami maka anaknya tidak dinasabkan kepadanya dan dia hanya mendapatkan kekecewaan dan penyesalan saja. (Taudlihul Ahkam 5/103.)

Dikatakan di dalam kitab Al-Mabsuth, “Seorang laki-laki mengaku berzina dengan seorang wanita merdeka dan (dia mengakui) bahwa anak ini anak dari hasil zina dan si wanita membenarkannya, maka nasab (si anak itu) tidak terkait dengannya, berdasarkan sabda Rasulullah: “Anak itu bagi pemilik firasy, dan bagi laki-laki pezina adalah batu (kerugian dan penyesalan)” (HR: Al Bukhari dan Muslim)

Rasulullah telah menjadikan kerugian dan penyesalan bagi si laki-laki pezina, yaitu maksudnya tidak ada hak nasab bagi si laki-laki pezina, sedangkan penafian (peniadaan) nasab itu adalah murni hak Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Al Mabsuth 17/154)

Ibnu Abdil Barr berkata, Nabi bersabda, “Dan bagi laki-laki pezina adalah batu (kerugian dan penyesalan)? Maka beliau menafikan (meniadakan) adanya nasab anak zina di dalam Islam.” (At Tamhid 6/183 dari At Taisir)

Oleh karena itu anak hasil zina itu tidak dinasabkan kepada laki-laki yang berzina maka :

  • Anak itu tidak berbapak.

  • Anak itu tidak saling mewarisi de-ngan laki-laki itu.

Bila anak itu perempuan dan di kala dewasa ingin menikah, maka walinya adalah wali hakim, karena dia itu tidak memiliki wali.

Rasulullah bersabda, “Maka sulthan (pihak yang berwenang) adalah wali bagi orang yang tidak memiliki wali?” (Hadits hasan Riwayat Asy Syafi\’iy, Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah.)

Satu masalah lagi yaitu bila si wanita yang dizinahi itu dinikahi sebelum beristibra dengan satu kali haidh, lalu digauli dan hamil terus melahirkan anak, atau dinikahi sewaktu hamil, kemudian setelah anak hasil perzinahan itu lahir, wanita itu hamil lagi dari pernikahan yang telah dijelaskan di muka bahwa pernikahan ini adalah haram atau tidak sah, maka bagaimana status anak yang baru terlahir itu ?

Bila si orang itu meyakini bahwa pernikahannya itu sah, baik karena taqlid kepada orang yang memboleh-kannya atau dia tidak mengetahui bahwa pernikahannya itu tidak sah, maka status anak yang terlahir akibat pernikahan itu adalah anaknya dan dinasabkan kepadanya, sebagaimana yang diisyaratkan oleh Ibnu Qudamah tentang pernikahan wanita di masa ?iddahnya di saat mereka tidak mengetahui bahwa pernikahan itu tidak sah atau karena mereka tidak mengetahui bahwa wanita itu sedang dalam masa ?iddahnya, maka anak yang terlahir itu tetap dinisbatkan kepada-nya padahal pernikahan di masa ?iddah itu batal dengan ijma para ulama, berarti penetapan nasab hasil pernikahan di atas adalah lebih berhak. (Al-Mughniy 6/455.)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan hal serupa, beliau berkata, ?Barangsiapa menggauli wanita dengan keadaan yang dia yakini pernikahan (yang sah), maka nasab (anak) diikutkan kepadanya, dan dengannya berkaitanlah masalah mushaharah (kekerabatan) dengan kesepakatan ulama sesuai yang saya ketahui, meskipun pada hakikatnya pernikahan itu batil di hadapan Allah dan Rasul-Nya, dan begitu juga setiap hubungan badan yang dia yakini tidak haram padahal sebenarnya haram, (maka nasabnya tetap diikutkan kepadanya). (Dinukil dari nukilan Al Bassam dalam Taudlihul Ahkam 5/104)

Semoga orang yang keliru menyadari kekeliruannya dan kembali taubat kepada Allah Subhanahu wa Ta\’ala, sesungguhnya Dia Maha luas ampunannya dan Maha berat siksanya.