Rabu, 10 Maret 2010

Penyesalan Penghuni Surga

Anda tidak perlu heran dengan judul di atas. Itu kenyataan, bukan mengada-ada. Ketika berada di surga nanti sebagian para penghuninya memang benar-benar akan menyesal. Menyesal? Bukankah para penghuni surga itu ketika di dunia mengisi hidupnya untuk beribadah dan taat kepada Alloh? Dan bukankah di dalam surga itu terdapat kenikmatan yang tiada tara, sebuah kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga dan belum pernah terbetik di dalam hati umat manusia? Kenapa mereka menyesal?

Baik, jawaban untuk pertanyaan di atas terdapat pada hadits berikut ini:
Rosululloh shollallohu ‘alahi wasallam bersabda: “Tidak ada sesuatu yang lebih disesali oleh para penghuni surga selain atas satu saat yang pernah mereka lalui di dunia, yang tidak mereka gunakan untuk mengingat Alloh.” (HR. Ath-Thobroni, dishohihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani Rohimahulloh. Lihat: Shohih Jami’ Shoghir no. 5322)

Subhanalloh… Para penghuni surga menyesal karena mereka pernah melewati suatu waktu yang tidak dimanfaatkan untuk mengingat Alloh. Mereka menyesal karena ketika di dunia mereka telah menyia-nyiakan waktu dan tidak menggunakannya untuk berdzikir kepada Alloh.

Ibnu Qoyyim pernah berkata, “Sungguh setiap nafas yang keluar dan keringat yang menetes bukan pada jalan Alloh dan aktivitas yang bermanfaat, kelak hari kiamat adalah penyesalan-penyesalan”.
Beliau juga pernah berkata, “Waktu, pada hakikatnya adalah umur bagi manusia. Ia adalah modal kehidupan abadi di surga kenikmatan, tetapi juga modal kehidupan sengsara dalam adzab yang pedih di neraka. Waktu berjalan cepat, secepat perjalanan awan. Maka barangsiapa waktunya semata untuk Alloh dan berada di jalan-Nya, maka waktu akan menjadi nafas dan umurnya. Sebaliknya, jika waktu digunakan untuk selainnya, maka waktu tidak terhitung sebagai bagian hidupnya. Sebab ia menjalani hidup ini bagaikan kehidupan binatang. Dan apabila ia menghabiskan waktunya dalam kelalaian dan angan-angan semu, maka ia lebih baik mati saja.” (Al-Jawabul Kafi, hal. 184)

Nah, untuk itu, mari kita berusaha sepenuh hati dan berlomba-lomba untuk menjadi penghuni surga yang tidak menyesal.

0 komentar:

Posting Komentar